🧠 Artificial Superintelligence: Ketika Otak Manusia Pun Ketinggalan Zaman

Kita udah pernah bahas AI yang kini ada di seluruh aspek hidup kita. Tapi, apa jadinya kalau mereka jadi jauh lebih pintar dibanding manusia?

Dalam sejarah panjang peradaban kita sebagai manusia, gak ada yang punya dampak segede teknologi.

Oke, mungkin ada aspek-aspek lain yang juga punya dampak gede ke hidup kita: politik, sains, budaya, terus perubahan lingkungan alam juga. Tapi, teknologi ngasih dampak yang lebih "keliatan"; lebih mendasar; dan secara skala dan kecepatan, lebih besar dan pesat; dibandingin yang lainnya. ⚙️

Coba, kita nengok ke belakang. Udah semaju apa sih emang peradaban kita berkat teknologi? 🤫

Bahkan, meski perjalanan manusia udah ada sejak ratusan ribu yang lalu, kita gak perlu tarik mundur jauh-jauh.

Ayo coba berandai-andai kita punya mesin waktu. Dan kita coba bawa orang dari zaman Revolusi Industri (tahun 1750-an) ke pertengahan tahun 2010-an (masa ketika orang-orang udah make inovasi teknologi yang sekarang terasa “biasa”).

Ketika mereka sampe, paaaasti, pasti akan kaget dan terheran-heran dengan semua yang ada dan terjadi di dunia! 🤯 Ada kapsul-kapsul logam 🚘 melaju cepat di jalan raya, kotak ajaib 📺 yang di dalamnya ada manusia kecil bacain berita,  bahkan orang ngobrol sama orang lain di belahan dunia lainnya. 📱

Hal-hal yang menurut kita biasa, gak pernah kepikiran sedikit pun di kepala mereka. 🚗🛵🛩

Mungkin semua akan dianggap sihir. Gimana enggak, mereka aja masih pake lampu minyak dan lilin buat sumber cahaya. 🥹

Semua kemajuan pesat itu, dan itu baru 250 tahun yang lalu. Bayangin kalo kita tarik orang dari tahun 12.000 SM. Orang yang baru kenal konsep peradaban, yang mungkin belom tau istilah “alamat”, karena sebagian hidupnya masih nomaden pindah-pindah gua. ⛰

Bagi kita mungkin teknologi di tahun 1750 itu kuno dan ketinggalan zaman. Tapi buat mereka yang datang dari 12.000 SM mungkin udah gak kebayang saking canggihnya. 😵🙌 Dari bangunan tinggi, kendaraan lintas benua (mungkin mereka bahkan akan kaget sama konsep “benua”), dan kertas yang bisa dituker jadi apa aja. 💵

Ya, intinya, berkat teknologi, peradaban manusia makin canggih setiap waktunya. ✨

Dan sekarang, di detik ini banget, kita lagi berada di titik tercanggih teknologi di peradaban manusia. Di detik ini.

Artificial Intelligence (AI) jadi salah satu teknologi tercanggih di dunia saat ini. 🤖 Teknologi yang bisa bikin artikel, lukisan, lagu, animasi, bahkan nyetirin mobil! (Yang omong-omong, udah kami kupas tuntas juga di sini: klik!)

Mundur 10 tahunan ke 2012 aja, siapa sih yang udah kepikiran kalo ada teknologi yang bisa ngelakuin itu semua? Orang kita malah lagi panik ngira-ngira dunia bakal kiamat. 🫣

Dan kalo kita sadar, ada satu pola kemajuan teknologi yang selalu konsisten: teknologi selalu berkembang, dengan laju yang lebih cepat setiap kali, dan enggak pernah berhenti. 📈

Jadi, meski teknologi yang kita miliki di detik ini adalah teknologi tercanggih di muka bumi, selalu ingat kalo ke depannya itu akan semakin dan terus menjadi lebih canggih, setiap kali. ☝️ Enggak melambat, apalagi berhenti. ✋

Kalau teknologi AI yang ada di zaman sekarang mungkin udah bikin kita-kita tercengang, sebenernya mereka belum bisa nyamain kepintaran otak yang kita punya.

Dan mengingat fakta kemajuan teknologi yang selalu berkembang, maka akan ada masanya mereka nyamain bahkan ngelampauin kepintaran otak manusia. ⏳

Ketika masa itu datang, kira-kira apa yang akan terjadi dengan nasib kita sebagai manusia? 🤷‍♂️

AGI: Teknologi Sepintar Otak Manusia

Oke, sebelum kita bahas jauh ke depan, ayo bahas dahulu apa yang ada di depan mata.

Beberapa contoh teknologi ANI yang naik daun belakangan ini: Ada Dall-E, Chat-GPT, sama mobil tanpa supirnya Tesla. 😳

Teknologi AI yang kita kenal sekarang disebut Artificial Narrow Intelligence (ANI) atau Weak AI. Disebut weak karena tingkat kecerdasannya terbatas dan cuma bisa ngerjain hal-hal tertentu aja.

Contoh: Mobil tanpa supir, AI bikinan perusahaan Elon Musik. Ya, itu cuma bisa bantu kita nyetir. Gak bisa kita suruh buat gambar, kayak kita minta ke Dall-E. Dan sebaliknya, Dall-E juga gak bisa kita suruh untuk nyetirin kita. 😀🤌🤏

Kata kuncinya: terbatas.

Tapiii, meskipun namanya Weak AI, gak bisa kita remehin juga kecerdasannya. Karena sadar enggak sadar, ANI udah jadi bagian gak terpisahkan dari hidup kita.

  • Subtitle bahasa Indonesia di Netflix buat kita-kita yang susah nangkep aksen British? 😅 Itu kerjaan AI. 🤖
  • Rekomendasi rute di Google Maps atau Waze yang ngebantu kita ngindarin macet 🚦 bahkan ngasih estimasi waktu tiba? ⌚️ Kerjaan AI.
  • Mau ikutan tren nge-post Spotify Wrapped tiap akhir tahun? 🧑‍🎤🎶 Itu butuh AI juga!
”If we were to strip away AI from the world as we know it today, I’m not convinced humans would know how to cope with work and life.” — Mathew Kibby, VP di Sage.

Setelah mengetahui bahwa hal-hal remeh di hidup kita itu bergantung sama ANI, mungkin kalian jadi mikir, “Gile. Yang udah sepinter itu aja masih dikategoriin sebagai ‘Weak’. Terus kalo mau dibikin ‘Strong’ itu harus jadi sepinter apa?!” 🙃

Meskipun semua kecerdasan tekonologi AI yang ada sekarang udah bikin terheran-heran, sesungguhnya kalo kita bandingin dengan otak yang kita punya… ANI ini enggak ada apa-apanya! 🤏 Suer. 😎

Dan karena ANI bisa dibilang udah “tercapai”, maka misi selanjutnya adalah mempercanggih ANI, yang adalah Weak AI, jadi Strong AI.

Atau sebutannya Artificial General Intelligence (AGI). 🦾

Nah, AGI ini sebutan buat AI yang tingkat kecerdasannya nyamain otak manusia (human-level intelligence). 🧠

Pendeknya, ANI cuma bisa ngelakuin tugas yang sama dan berulang-ulang secara otomatis, kayak chatbot, face recognition di hape kita, Google Translate, dan lain-lain. Nah, AGI ini dirancang dengan tujuan yang lebih ambisius, yaitu mau punya teknologi yang bisa berpikir dan ngelakuin hal macem-macem. Ibaratnya, AGI ini berakal. Layaknya kita, manusia. 💁‍♀️

AGI: Udah Sampe Mana Kita?

Gini, kita belum nyampe titik AGI. Tapiii, usaha untuk ngembanginnya udah jalan.

Udah ada perusahaan gede mulai ngasih fokus ke AGI. Salah satunya OpenAI, perusahaan yang bikin ChatGPT, yang salah satu produknya — GPT 4 — dianggep punya bibit-bibit AGI. 👀

Jadi riset bilang kalo setelah lewat penilaian, GPT-4 ini bisa ngerjain tugas-tugas baru dan susah di banyak bidang, tanpa harus dikasih instruksi yang terlalu rinci. 🤏 Dan walaupun gak dikasih petunjuk spesifik, performanya hampir sama bagusnya kayak manusia! 💯

Tapi, belum ada prediksi pasti kapan AGI ini bisa tercapai, karena pengembangannya pun gak gampang. Makanya, belom banyak pemain yang fokus ke pengembangan AGI, karena areanya dirasa terlalu ribet.

Ya, gimana ya, orang harus “niru” kecerdasan otak manusia… 🥶

Seenggaknya ada tiga tantangan gede yang harus diberesin, kalo mau mencapai Strong AI ini.

Pertama, soal kesadaran (conciousness). 👁

Weak AI ini gak punya pemahaman kontekstual. Hm, apa tuh maksudnya?

Oke biar kegambar, bayangin kita lagi nyamperin dan tegur temen kita yang lagi murung, “Kenapa lo?”

Ketika dia jawab, “Gapapa kok,” kita bisa dengan cepet nangkep kalo dia MALAHAN sebenernya lagi kenapa-kenapa pada saat itu. 🤔

Sedangkan AI yang kita punya sekarang, mereka cuma bisa mahamin kata per kata dari sebuah kalimat. 💬 Gak sadar akan konteks — gak nangkep emosi dan keadaan mental lawan bicaranya. Jadi, kalo temen kalian jawab “Gapapa kok,” ke pertanyaan yang sama ke AI, ya mereka akan menerima informasi kalo kalian beneran lagi gapapa. 😬

Mirip lah ya kayak pasangan kalian yang gak peka itu. 💀

Kedua, logika akal sehat (common sense reasoning).

Sadar enggak? AI itu berhasil ngelakuin semua hal yang perlu proses berpikir. 💭

🧮 Mecahin soal kalkulus, 🧑‍💻 cari kesalahan di kode pemograman, 🌐 nerjemahin bahasa, ♟ main catur…

Tapi malah kesulitan ngelakuin hal-hal yang bagi kita itu “gak perlu mikir”. Contohnya, ngedeteksi wajah seseorang pas lagi pake masker dan kacamata. 🎭

Atau misal, ngertiin tulisan anak kecil yang berantakan. Buat kita gampang, tapi buat AI ini tuh susah banget. Bahkan Google sekarang lagi ngabisin miliaran dolar buat ngembangin teknologi yang bisa ngelakuin ini.

Keren ya otak kita, bisa langsung baca dan ngerti apa maksud tulisan di atas. Coba kalian ketik “Aʞu sayunb mamm dn ppɐ ❤️” ke ChatGPT… kabarin ya responsnya. 😬

Hal-hal yang keliatannya gampang, ternyata super duper rumit buat ditiru. Mind-blowing, kan? 😏

Tantangan lainnya itu soal keetisannya (ethical concerns).

Ada hal-hal di luar teknis yang juga harus diperhatiin sebelum kita nyampe AGI. ✍️

  1. Masalah kontrol ⚙️
    Ketika kita berhasil nyiptain AGI, secara alami, mereka akan punya kecerdasan yang setara, bahkan bisa langsung melampaui otak kita (inget sifatnya yang terus berkembang?). Dengan kemungkinan ini, maka peluang buat para AGI untuk ngelakuin hal-hal di luar kontrol penciptanya itu ada. Dan kita harus bersiap untuk ini.
  2. Penyesuaian nilai 💡
    Kalaupun kita bisa ngontrol AGI, kita juga harus mastiin kalo tujuan dan nilai yang dipunya itu selaras sama yang kita pegang — dan ini tuh susah. Nilai-nilai abstrak yang menurut kita jadi sesuatu yang wajar, sebenernya adalah hal yang rumit. Misalnya, kita sepakat kalo kita enggak boleh ngebunuh orang lain, dan data pribadi itu hal yang privat. Tapi AI bisa jadi gak megang nilai-nilai kayak gini juga. Makanya penyesuaian nilai jadi hal yang penting, karena kita gak mau AI ngambil langkah-langkah yang berisiko demi nyelesain tugasnya. 😰
  3. Ancaman kehidupan manusia 🚨
    Nah, kalo kita gak siap-siap ngehadapin dua poin di atas, bisa-bisa AGI ini akan jadi “senjata makan tuan” buat kita — keberadaan kita bisa terancam. Manusia bakalan bisa tergantikan di banyak area. Terus, kerugian akan muncul di mana-mana, baik yang disebabin secara sengaja atau enggak sengaja. Dan ini belom ngitung  pihak gak bertanggung jawab yang misalnya, ehem, mau ngorbanin nyawa kita.

Ya, itu baru tiga dari banyaaak tantangan yang ngehambat perkembangan AGI.

Intinya mah satu: susah. 😵

Tapi, tapi, tapi. Walaupun tantangannya sulit, pernah ada beberapa survei yang ditujuin ke para ilmuwan, peneliti, ahli AI, dan para ahli lainnya, soal perkiraan kapan AGI akan tercipta. Dan nilai tengah dari hasil surveinya bilang kalo kita akan capai AGI di sekitar tahun 2040-2050. Ehem, buat catatan, surveinya ini dilakuin tahun 2012 dan 2013. 👀

Walaupun, ada juga survei-survei yang lebih baru, dan naro prediksinya di tahun 2032 dan 2059.

Yang menarik, seorang ahli teknologi bernama Ray Kurzweil yang hobi lempar-lempar prediksi soal teknologi (dan sering kali bener!) bilang kalo AGI akan tiba… tahun 2029! Bentar lagi, ya?

🗣 “Terus apa yang terjadi kalo kita udah mencapai AGI?”

Pertanyaan bagus.

Sama seperti hal lainnya di dunia ini, ada baik dan buruknya. 🤲

Ayo kita mulai dari yang buruk dulu, karena kita kaum pencinta happy ending... 👅

Oke. Prediksi baiknya, ketika AGI sudah ada di dunia, tentunya akan ningkatin produktivitas ekonomi. Semua hal bisa jalan sendiri sama mesin, jadinya bisa dilakuin dengan lebih cepat dan tepat sasaran. 🎯 Mungkin kita gak akan ketemu lagi dengan istilah “human error”, karena tingginya tingkat akurasi para AGI. ✅

Terus, soal edukasi.

Bayangin ada sistem pendidikan baru, di mana gak lagi bergantung sama manusia sebagai guru. Jadi gak ada lagi istilah daerah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal) gak dapet akses pendidikan, karena semuanya bisa dijangkau sama AGI. 👩‍🏫

Mungkin nanti Nadiem Makarim bisa-bisa menitikkan air mata melihat kualitas pendidikan yang enggak lagi timpang. 🥹

Terus, isu soal kesehatan mungkin akan jadi lebih terjamin. AGI bisa ngumpulin dan analisis data-data untuk ngenalin tren, ningkatin pengobatan, dan juga prediksi kedatangan wabah. ⛑

Nah, tapi, kabar buruknya…

Ya, akan banyak pengangguran. Manusia kebanyakan udah digantiin AGI, karena apapun yang bisa kita lakuin… AGI juga bisa. 😔

Mungkin sistem ekonomi kita akan berubah, karena semua orang nganggur dan enggak punya uang untuk gerakin roda perekonomian. (Baca juga 👉 di sini 👈 untuk bahasan lebih mendalam soal skenario sistem ekonomi baru setelah AI berkuasa)

Terus, kalo enggak kita siapin pencegahannya dengan baik, isu soal privasi dan keamanan akan jadi ranah yang terancam dengan adanya AGI. Karena data akan jadi modal dan kekuatan utama AGI.

Makanya, munculnya AGI ini akan ngedorong pentingnya punya hukum dan aturan yang ngecakup kegunaan dan juga dampak sosial yang bisa ditimbulin AGI 📝 — mulai dari soal privasi sampe perlindungan buruh. Iya, supaya pengangguran enggak numpuk. 👩‍⚖️

Oke, kemampuan AGI emang luar biasa. Tapi ibarat manusia yang selalu berkembang seiring waktu, rasanya enggak kaget kalo AGI pun juga akan berkembang menjadi teknologi yang lebih cerdas lagi. Dan itulah masa di mana Artificial Superintelligence datang.

ASI: Penemuan Terakhir Manusia

Perkenalkan, ASI, alias Artificial Superintelligence.

Teknologi yang kecerdasannya melebihi manusia. 😳

Ngalahin Leonardo da Vinci.

Ngalahin Albert Einstein.

Ngalahin Ray Kurzweil, Elon Musk, dan Sam Altman juga.

Bener-bener enggak kebayang. 🤯

Mungkin kalian beranggapan, “Kita aja belom nyampe AGI, udah mau bahas ASI aja. Ini enggak kejauhan mikirnya?” 😅

Tapi, inget sifat kemajuan teknologi? Selalu berkembang, bahkan dengan laju yang lebih cepat setiap kali, dan enggak pernah berhenti. ☝️

Jadi, enggak akan butuh waktu lama untuk sampe ASI ketika kita udah berhasil nyiptain AGI. Yang mana, mungkin juga “cuma” 20 tahunan lagi.

Ada survei serupa yang ditujuin kepada para ahli, soal kapan kira-kira kita akan mencapai ASI. Dari banyaknya jawaban, kalo diambil titik tengahnya, perkiraannya adalah di tahun 2060. 😬

Dan kalo diliat dari sisi hitung-hitungan, sebenernya hasil surveinya masuk akal.

ANI itu bisa dibilang masih “bodoh”, makanya butuh waktu lama untuk sampe AGI.

Tapi, AGI itu udah “pinter”. Jadi, untuk nyampe ASI juga bakal berkali-kali lipat lebih cepat!

Ini adalah Arthur Samuel, lagi demo program komputer pertama yang bisa main catur dan ningkatin kemampuannya sendiri (machine learning). (Sumber foto: IBM Watson Media)

Produk ANI pertama muncul di tahun 1952. ♟ Dibikin sama Arthur Samuel. 👨💻

Kalo AGI tercapai di tahun 2045, artinya butuh waktu hampir satu abad untuk ANI naik level.

Dan kalau prediksi para pengisi survei juga bener, dalam 15 tahun setelah kita mencapai AGI, kita akan sukses ciptain ASI. Berarti, laju untuk naik level dari AGI ke ASI naik 7 kali lebih cepat, dibanding ANI naik ke AGI. 📈⚡️

Dan setelah ASI tercapai… entah akan jadi secepat apa laju perkembangan teknologi setelahnya… 😰

Saking canggih dan pinternya ASI, pada saat dia tiba, mungkin kita bahkan gak akan mahamin hal-hal yang akan dilakuin sama ASI. 🤐

Simpelnya karena, ya, tingkat kecerdasan mereka udah di atas kita.

Kemungkinan besar, mereka akan punya pemikiran-pemikiran yang gak akan kepikiran sama kita. 🫣

Coba kita bikin perumpamaan. Bayangin sebuah robot vacuum cleaner. Dia itu pinter, bisa metain ruangan dan ngehindarin perabotan buat bersihin lantai rumah kita.

Kalo kita sengaja ngotorin lantainya terus, tiap hari dia bakal bersihin sampe bersih. Tanpa komplain.

Ya, karena dia gak paham kalau kita yang bikin kotor. Dia juga gak bisa paham kalau lantai yang dia bersihin itu buatan manusia. Di otaknya, itu cuma bidang yang harus dibersihin aja. Bahkan dia juga gak paham kalau dia dibikin sama manusia. Kemampuan berpikirnya nggak nyampe situ.

Kalo kita sengaja ngotorin lantai gini, dia gak bakalan protes. Nggak paham kalau lagi “dikerjain”.

Daya pikir manusia itu jauh ngelampauin si robot vacuum cleaner ini. Nah, kecerdasan ASI mungkin juga bisa diumpamain kayak gini. Tapi di sini, kitalah si vacuum cleaner itu… dan para ASI-lah yang jadi si manusia. 💀

ASI bisa mikirin konsep-konsep yang gak bisa dipahamin bahkan terpikir sama manusia. Ini karena kemampuan otak manusia itu cuma bisa berpikir dengan beberapa miliar neuron aja, sedangkan ASI akan punya kemampuan mikir yang lebih luas dan rumit. 🌍👐

Kalo Isaac Newton bisa nemuin gravitasi… 🍎Benjamin Franklin nemuin listrik… ⚡️

Dan Robert Khan bersama Vinton Cerf bisa nyiptain internet… 🌐

Bayangin, apalagi yang bisa ditemuin dan diciptain dengan kecerdasan berlipat-lipat lebih tinggi dari para tokoh tadi? 😱

Apakah mungkin bisa bikin makhluk yang hidup abadi? 🧬

Atau mungkin bisa nyambungin teori fisika kuantum dan relativitas? ⚛️

Atau mungkin bisa ngeimajinasiin warna baru…

Imajinasinya bisa beneran tanpa batas...

Peluangnya bener-bener gak terbatas. ♾

Intinya, gambaran tentang kondisi masyarakat di masa itu belum bisa kita bayangkan. Ya, tapi kemungkinan kondisinya memang di luar dari bayangan yang bisa kita punya dengan tingkat kecerdasan kita sekarang. 🔮

Tapi, bicara soal ASI dan masa depan umat manusia setelah kedatangannya, ada dua sisi dengan dua pendapat yang berbeda.

Kelompok pertama adalah mereka yang percaya bahwa ASI akan bawa dampak positif dan ngebawa umat manusia ke peradaban baru tanpa masalah. 🌈 Karena sejatinya semua masalah akan bisa diatasi ASI dengan kecerdasannya yang enggak terbatas. 🌎🌱

Kelompok lainnya adalah orang-orang yang yakin kalo ASI akan jadi mimpi terburuk bagi kita semua. ⛈ Karena setelah ASI datang, kemungkinan besar mereka akan jadi makhluk dengan kekuatan super enggak terkontrol dan jadi ancaman besar bagi keberadaan bumi dan manusia. 💣🏴‍☠️

Jadi, bagi mereka yang ahli dan ngerti soal perkembangan AI, ASI disebut akan jadi penemuan terakhir yang diciptain manusia.

Karena setelah ada ASI, gak ada masalah lagi bagi manusia untuk dipecahkan.

Atau, kemungkinan lainnya…

karena setelah ada ASI, gak akan ada lagi yang namanya manusia…

Iya, dua kemungkinan tadi itu sangat ekstrem. Ditambah, kayaknya kita cuma punya satu kesempatan buat ngelakuin ini dengan bener.

Makanya, pengembangannya ini akan jadi tanggung jawab yang besar banget buat siapa pun yang berupaya untuk bikin ASI jadi kenyataan. 👌 Biar kita gak punah kayak Burung Dodo atau Mamut Berbulu. 💀

Jadi, ya, itulah dia Artificial Intelligence beserta para penerusnya nanti — AGI dan ASI. Kalo dulu kita ngira mereka cuma bayang-bayang di masa depan, nyatanya, salah satu bentuk awalnya udah kita lihat sekarang. Dan bisa dibilang, AGI dan ASI adalah peristiwa yang gak terhindarkan. Semua hanya masalah “kapan”.

Sekarang gimana menurut kalian: Apakah kalian jadi bagian dari kelompok orang yang optimis terhadap kemajuan ini? Atau malah … sebaliknya?

Diskusiin di Discord Kok Bisa ya! Kita ngobrol bareng-bareng di sana.

Jangan lupa juga subscribe newsletter Kok Bisa untuk dapetin cerita-cerita sains dan teknologi seru kayak gini, tiap dua minggu sekali.

Dan seperti biasa, terima kasih!

References

Masih banyak pertanyaan tentang dunia?

Gapapa, asal jangan kebingungan sendirian 👀 Makanya yuk gabung bareng 1.000+ orang lainnya yang udah langganan, untuk terus dapet update cerita sains dan teknologi terbaru dari Kok Bisa. Jangan sampe ketinggalan!