📰 Kenapa Kita Gak Pernah Denger Nama Greta Thunberg Lagi?

Apa yang terjadi pada Greta Thunberg? Kenapa kampanyenya tak pernah terdengar lagi? Apakah ia menghilang?

Siapa coba yang gak pernah denger nama Greta Thunberg?

Dia ini anak muda pencetus gerakan demo krisis iklim terbesar, Fridays for Future. 📢 Sempet masuk nominasi Nobel Peace Prize tahun 2019. ☮️ Person of the Year-nya majalah Time tahun 2019. 👧🏆 Sering dateng ke Konferensi Iklim Internasional. Bahkan, uhhh, ngata-ngatain para orang dewasa gak bertanggung jawab dengan pidato terkenalnya: how dare you! 🗣️

Mungkin, terakhir denger tahun 2022? Greta waktu itu, emmm, ‘berantem’ online sama Andrew Tate, yang di-like sama 3,6 juta orang. 🥊

Terus, sejak tahun 2023, ternyata Greta beberapa kali ditangkep polisi ketika lagi demo iklim di 🇸🇪 Swedia, 🇬🇧 Inggris, 🇳🇴 Norwegia, dan 🇩🇪 Jerman. ⛓️ Tahun 2024, ditangkap polisi lagi saat demo di 🇳🇱 Belanda, dan di 🇸🇪 ketika ikut demo Pro-Palestina.

Oke, jadi kenapa gebrakan-gebrakan Greta gak pernah kedengeran lagi? Mari kita bahas…

Jadi gini, dulu Greta tuh bawa satu pesen buat permasalahan krisis iklim:  “dengarkan sainsnya”. 🧑‍🔬

Tapi, semuanya berubah ketika… negara api pandemi menyerang. 🦠

Karena pandemi, gerakan #FridaysForFuture — tempat banyak orang menyuarakan keresahan dan kecemasan mereka atas krisis iklim — harus beralih virtual. 🚫

Nah, di pertemuan-pertemuan digital inilah Greta dapetin banyak perspektif baru. 👁️ Apalagi, gerakan Fridays For Future ini dimulai dari Eropa, dan didominasi oleh orang-orang kulit putih, yang sekarang berhadapan dan dengerin cerita para aktivis dari seluruh dunia. 🌏 Bedanya, orang-orang ini (termasuk kita, yang di Indonesia) ngerasain dampak nyata krisis iklim hari ini juga. Bukan di “future”.

Misalnya, waktu rumah para aktivis Filipina diserang bencana topan, banyak temen-temen aktivis Eropa yang ngasih saran buat ngisi penuh air di bathtub 🛁 buat jaga-jaga kalo air minum susah diakses. 💧❌

Padahal, kebanyakan orang di Filipina gak punya bathtub... Dan, beda sama banyak negara di Eropa, air keran di Filipina gak bisa langsung diminum. 😓 Fakta ini bikin banyak temen-temen aktivis asal Eropa terkejut. 😮❗

Di sinilah Greta jadi terbuka dengan perspektif dari temen-temennya di seluruh dunia. Misalnya, dia jadi ngerti kalau demonstrasi iklim gampang buat dilakuin di negara yang demokratis, tapi aktivis di negara-negara yang lebih otoriter punya tantangan tersendiri.

Ya, Greta jadi belajar banyak soal satu konsep: climate justice, atau keadilan iklim. Ya, konsep yang mastiin beban perubahan iklim dan perjuangan melawannya biar ditanggung secara adil. ⚖️

Simpelnya banget, dia sadar kalo krisis iklim itu ternyata bukan cuma masalah sains, tapi juga gak bisa dipisahin dari masalah keadilan sosial.

Misalnya gini, banyak 🏝️ pulau-pulau kecil di Samudra Pasifik yang ngehadepin anceman tenggelam akibat naiknya permukaan air laut. 🌊 Padahal, kontribusi mereka terhadap krisis iklim sedikiiiit banget. Jauh lebih banyak kontribusi negara-negara di belahan dunia Utara: 🇪🇺 Eropa dan 🇺🇸 Amerika Serikat. Banyak warga pulau-pulau ini kehilangan rumah, tanah, dan mata pencaharian mereka… 😞

Nah, konsep keadilan iklim nuntut adanya tanggung jawab lebih banyak dari negara-negara penghasil emisi terbesar. Ya, tanggung jawabnya harus proporsional sama dampak yang dihasilin. ⚖️

Ini gak cuma berlaku buat skala negara aja. Gilanya, ada 57 perusahaan yang berkutat di bidang produksi minyak, gas, dan semen yang secara langsung berkontribusi terhadap… 80% emisi dunia yang dihasilin sejak tahun 2016. 😬

Dan lebih gilanya lagi, perbedaan kekayaan juga ngaruh ke emisi yang dihasilin. Sebanyak 10% orang kaya di dunia itu bertanggung jawab atas… 50% emisi dari konsumsi. 🥵 Gampangnya, bayangin gini: banyak orang kaya yang bepergian pake 🛩️ pesawat jet pribadi, yang emisinya puluhan kali lipat 🚗 mobil pribadi, apalagi 🚆 kendaraan umum.

Emisi global per tingkat kekayaan, berdasarkan konsumsi. Gambar: Oxfam, 2019.

Terus, krisis iklim juga ngasih dampak yang lebih parah buat komunitas yang rentan:

  • 🌍 Perempuan di daerah Afrika Sub-Sahara yang punya beban buat dapetin air minum jadi harus jalan lebih jauh gara-gara krisis iklim memperparah kekeringan, bikin mereka rentan kena kekerasan dan pelecehan
  • 🌳 Masyarakat adat — yang ngelindungin 80% keanekaragaman hayati dunia — berisiko buat kehilangan tempat tinggal gara-gara kekeringan, kebakaran hutan, dan kebanjiran
  • 🌅 Pekerja-pekerja luar ruangan lebih rentan kena dampak dari polusi udara dan panas tinggi

Ya, jadi intinya, bukan lagi cuma “dengerin sainsnya”. Aktivisme krisis iklim Greta sekarang terlihat bawa pesen baru: “dengerin mereka yang paling rentan”. 🔊

Nah, kemungkinan, karena perubahan inilah sekarang aktivisme Greta gak se-kedengeran dulu. 🙉 Soalnya, dibanding sekadar “dengerin sains”, konsep keadilan iklim tuh kurang populer buat mereka yang berkuasa dan bukan golongan yang terancam. 😶🔇

Misalnya, dalam negosiasi iklim PBB. Banyak negara-negara miskin yang nuntut negara-negara maju buat ngasih kompensasi atas beban emisi yang mereka hasilin. Tapi ini berhasil dihentiin sama 🇪🇺 Eropa dan 🇺🇸 Amerika Serikat selama bertahun-tahun. 😮‍💨 Sulit…

Sekarang, banyak ahli yang berpendapat kalo kita lagi ngehadapin polikrisis. 🤹‍♀️ Bukan lagi cuma krisis iklim, tapi ada banyak krisis yang semuanya berkaitan satu sama lain. Iklim, wabah, inflasi, perang, hoaks, rasisme, konflik politik, harga rumah, dan masih baaanyak lagi.

Karena krisisnya berkaitan, solusi individu — misalnya ngurangin konsumsi pribadi — tuh gak terlalu ngebantu. Misalnya aja, pas Covid-19 kemarin. 😷 Mau gimanapun kita ngelindungin diri, tetep aja masalahnya gak bisa diselesaiin sendirian. ❌

Mungkin, ini bikin kita kehilangan semangat. Mungkin kita makin ngerasa gak bisa ngapa-ngapain saking kompleksnya masalah yang kita hadapin. 😥 Tapi sebenernya, justru kita jadi tahu hubungan dan keterkaitan antar masalah yang ada di depan mata, dan kita mungkin bisa nyari solusi yang lebih tepat… bersama-sama. 🤲

Jadi, siap buat ngehadapin polikrisis ini bareng-bareng? 🤝

Dan seperti biasa, terima kasih.

References

Masih banyak pertanyaan tentang dunia?

Gapapa, asal jangan kebingungan sendirian 👀 Makanya yuk gabung bareng 1.000+ orang lainnya yang udah langganan, untuk terus dapet update cerita sains dan teknologi terbaru dari Kok Bisa. Jangan sampe ketinggalan!